0857-6986-9999 merupakan obat herbal khusus
dan memiliki fungsi meregenerasi pankreas yang rusak
Jl. Teuku Umar No. 62 (Dpn Lampu Merah RSU Abdul Muluk)
Kata "Diabetes mellitus" (DM) berasal dari bahasa Yunani, yang
berarti “tembus” atau “pancuran air”, dan dari kata Latin mellitus yang
berarti “rasa manis”.Di Indonesia (dan negara berbahasa Melayu) lebih
dikenal sebagai kencing manis.
Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah (hiperglisemia) yang terus-menerus dan bervariasi,
terutama setelah makan. Sumber lain mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah,
disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
elektron.
Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan
komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkan
dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka lama termasuk penyakit
kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama
dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta
kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan
risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol
kadar gula darah buruk.
Penyebab
Agar lebih memahami diabetes, sangat penting untuk terlebih dahulu
memahami proses normal dari metabolisme makanan. Beberapa hal yang
terjadi ketika makanan dicerna:
- Gula atau yang disebut glukosa masuk kedalam aliran darah. Glokosa merupakan sumber bahan bakar utama bagi tubuh.
- Organ tubuh yang disebut pankreas memproduksi insulin. Peranan dari
insulin adalah mengangkut glukosa dari darah menuju otot, lemak, dan
sel-sel hati, diamana kana digunakan sebagai bahan bakar.
Penderita diabetes memiliki kadar gula darah yang tinggi. Ini
disebabkan karena pankreas tidak dapat memproduksi insulin ataupun otot,
lemak dan sel-sel hati tidak merespon insulin secara normal. Ataupun
kedua-duanya.
Sebuah analogi yang cukup pas menggambarkan hal ini disampaikan oleh
Mistra dalam bukunya 3 Jurus Melawan Diabetes Mellitus. Mistra
menganalogikan hormon insulin sebagai sopir angkutam umum sebuah kota.
Jika para supir angkutan kota mogok massal, orang-orang akan berkumpul
ditepi jalan menanti jasa angkutan. Orang-orang (calon penumpang) ini
diibaratkan sebagai gula dalam darah. Jika hormoninsulin tidak ada atau
sedikit jumlahnya maka gula yang ada dalam drah tidak dapat terangkut
sehingga menyebar diseluruh pembuluh darah.
Secara umum, asupan gula dalam darah disimpan dalam hati. Di sini
diolah menjadi glikogen. Jika tubuh memerlukan, hati akan mengeluarkan
dan mengolah kembali menjadi glukosa. Bagi orang normail, sebanyak
apapun konsumsi gula tidak mengganggu organ tubuh.
Namun, tidak demikian bagi diabetesi. Jika buang air kecil, airnya agak
kental dan terasa manis. Ini dikarenakan banyaknya gula yang berada
dalam darah. Gula tersebut dibersihkan dan dikumpulkan dalam kandung
kemih oleh ginjal.
WHO telah mendefenisikan 3 jenis diabetes:
Diabets Tipe 1, biasanya tediagnosa sejak usia
kanak-kanak.is usually diagnosed in childhood. Tubuh penderita hanya
sedikit menghasilkan insulin atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan
insulin, oleh karena itu untuk bertahan hidup penderita harus mendapat
suntikan insulin setiap harinya. Tanpa pengaturan harian, kondisi
darurat dapat terjadi.
Diabetes Tipe 2, lebih umum ditemui daripada type 1
dan mencapai 90% atau lebih dari seluruhj kasus diabetes. Biasanya
terjadi di usia dewasa. Pada tipe-2 ini, pankreas tidak cukup membuat
insulin untuk menjaga level gula darah tetap normal, seringkasili
disebabkan tubuh tidak merespin dengan baik terhadap insulin
tersebut.Kebanyakan orang tidak menyadari telah menderita dibetes
tipe-2, walaupun keadaannya sudah menjadi sangat serius. Diabetess type 2
sudha menjadi umum dialami didunia maupun di Indonesia, dan angkanya
terus bertambah akibat gaya hidup yang tidak sehat, kegemukan dan malas
berolahraga.
Gestational diabetes, adalah kondisi gula darah yang
tinggi yang terjadi pada masa kehamilan, terjadi pada orang yang tidak
menderita diabetes. Umunnya akan kembali normal setelah masa kehamilan.
Diabetes Melitus menempati urutan ke-4 dalam ranking pembunuh
manusia. Kongres Federasi Diabetes International tahun 2003 menyebutkan
bahwa sekitar 194 Juta orang di dunia menderita penyakit ini. Di
Indonesia sendiri tercatat 2,5 juta orang dan diperkirakan akan terus
bertambah.
Banyak faktor resiko diabetes, termasuk diantaranya:
- Ayah atau Ibu, saudara laki-laki atau perempuan yang menderita diabetes (faktor keturunan)
- Kegemukan
- Usia diatas 45 tahun
- Gestational diabetes atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 Kg
- Tekanan darah tinggi
- Angka Triglycerid (salah satu jenis molekuk lemak) yang tinggi
- Level kolesterol yang tinggi
- Gaya hidup modern yang cenderung banyak mengkonsumsi makanan instan.
- Perokok
- Stress
Asosiasi Diabetesi Amerika (ADA) merekomendasikan untuk melakukan
pengecekan terhadap diabetes minmal setiap tiga tahun sekali bagi orang
dewas. Untuk yang beresiko tinggi dianjurkan untuk lebih sering lagi.
Gejala
Diabetes Tipe-1:
- Rasa haus yang sering
- Sering buang air kecil
- Berat badan yang terus turun, namun selera makan terus tinggi
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
Diabetes tipe 2:
- Cepat merasa lapar dan haus
- Sering buang air kecil terutama pada malam hari
- Gampang lelah, sering merasa mengantuk.
- Penglihatan kabur
- Sering kesemutan terutama pada kaki dan tangan
- Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa usaha apapun
- Gatal-gatal pada kelamin luar
- Gairah seksual menurun dan cenderung impotensi
- Jika terkena infeksi, sembuhnya lama.